Waktu, Siapa Tuanmu?

Pernyataan "Waktu berjalan sangat cepat", atau "Tidak terasa waktu sudah berlalu", atau "Sepertinya baru kemarin ketemu", dll, sudah sering terdengar. Apalagi di akhir bulan Februari lalu yang hanya 28 hari. Sepertinya Waktu itu sebuah kuasa yang membuat manusia terengah-engah mengejar Waktu, mempersingkat Waktu, mengisi Waktu. Tidak ada yang berkuasa menghentikannya atau mengembalikannya, kecuali Tuhan yang menciptakan Waktu itu sendiri. 
Kita pasti sudah pernah mendengar "jangan mau diperhamba oleh apapun juga di dunia ini". Tapi bagaimana dengan Waktu? Mau tidak mau manusia harus mengikuti jadwalnya Waktu. Segala jadwal makan, berangkat kerja, rapat, deadline, kunjungan, pernyataan, dan berjuta kegiatan di dunia ini diatur oleh Waktu. 
 Saya mencoba memandang dengan kacamata yang lain. Jika Tuhan menciptakan Waktu bukan untuk menjadi tuan atas ciptaanNya yang lain, yang lebih berharga dan sangat dikasihiNya, maka Waktu diciptakan untuk apa? Saya mencoba membayangkan Tuhan dengan jam pasir di tanganNya memberikan arahan, petunjuk dan pelajaran kepada manusia di dunia. Bahkan ketika Tuhan Yesus melakukan misiNya di dunia, Tuhan juga memegang jam itu. 
Lalu apa fungsinya waktu? Waktu itu di tangan Tuhan sebagai alat untuk mengukur kecepatan, kecepatan kita menanggapi kesempatan yang telah disediakan. Mengukur kesetiaan, kesetiaan kita melakukan apa yang sudah kita mulai. Mengukur keefektifan, keefektifan menggunakan sumber daya yang ada di sekitar kita. Waktu itu adalah alat, alat mengukur. 
Jadi, jika ada yang mengatakan "Saya tidak punya waktu", berarti ia ingin mengatakan "saya tidak punya alat untuk mengukur kecepatan, kesetiaan, atau keefektifan saya". Dengan kata lain "saya tidak mempunyai keinginan untuk diukur" yang berarti "saya tidak mau maju".
Waktu tidak bisa dihindari, tapi Waktu bisa disiasati. Jadilah tuan atas Waktu-mu.

Comments

Popular posts from this blog